1.Pengertian mesin CNC.
CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesinperkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yangmampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebutakan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerjayang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin perkakas CNC tidak berbeda denganmesin perkakas konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikanpekerjaan operator dalam mesin perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting toolatau mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongandan gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan pengaturankondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan kedalaman pemotongan)serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian pahat, pengubahan transmisidaya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman,pengaturan cairan pendingin dan sebagainya.Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapatmembuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang diarahkansecara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC dapat diubahmelalui program perangkat lunak (software load program) yang sesuai. Tingkat ketelitianmesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaanballscrew pada setiap poros transportiernya. Ballscrew bekerja seperti lager yang tidakmemiliki kelonggaran/spelling namun dapat bergerak dengan lancar.Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas berlubangsebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol. Setelah tahun 1950,ditemukan metode baru mentransfer data dengan menggunakan kabel RS232, floppydisks, dan terakhir oleh Komputer Jaringan Kabel (Computer Network Cables) bahkanbisa dikendalikan melalui internet.Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga manusiamenjadi mesin-mesom otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin CNC, makabenda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam jumlah yangbanyak. Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin yang presisidengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan oleh seorangoperator mesin perkakas yang mahir sekalipun. Penyelesaiannya memerlukan waktulama. Bila ada permintaan konsumen untuk membuat komponen dalam jumlah banyakdengan waktu singkat, dengan kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bilamenggunakan perkakas manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebihrumit, tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknyaakan menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi,berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak, akanlebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer NumerlcallyControlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemogramman yang dilakukan dandikendalikan melalui komputer. Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau semiotomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada.Program yang dimaksud merupakan program membuat benda kerja yang telahdirencanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksikusiatau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut di cek berulang-ualangagar program benar-benar telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan,serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut dapatmelalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau bila tidak ada fasilitas chekingmelalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter yangdipasang pada tempat dudukan pahat/palsu frais. Setelah program benar-benar telahberjalan seperti rencana, baru kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi dua,antara lain: (a) mesin CNC Training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan saranapendidikan, dosen dan training. (b) mesin CNC produktion unit (PU), yaitu mesin CNCyang digunakan untuk membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagaimana mestinya. Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga jenis,antara lain: (a) mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanyapada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z, atau dikenaldengan mesin bubut CNC, (b) mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yangmemiliki gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenaldengan mesin frsais CNC. (c) mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampumengerjakan pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi denganperalatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitaspembubutan/pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. Pada umumnya mesinCNC yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A (bubut) dan mesin CNC 3A (frais).
2. DASAR-DASAR PEMOGRAMAN MESIN CNC
2. DASAR-DASAR PEMOGRAMAN MESIN CNC
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan seorang programmer sebelummenggunakan mesin CNC, pertama mengenal beberapa sistem koordinat yang adapada mesin CNC, yaitu: (a) sistem koodinat kartesius, yang terdiri dari koordinat mutlak(absolut) dan koordinat relatif (inkremental), dan (b) sistem koordinat kutub (koordinatpolar), yang terdiri dari koordinat mutlak (absolut) dan koordinat relatif (inkremental).Selanjutnya menentukan system koordinat yang akan digunakan dalam pemograman.Apakah program akan menggunakan sistem pemogramman metode absolut atauinkremental. Pada umumnya sistem koordinat yang sering digunakan antara lain sistemkoordinat kartesius, yaitu koordinat mutlak (absolut) dan koordinat relatif/berantai(incremental). Langkah kedua adalah memahami prinsip gerakan sumbu utama dalammesin CNC.
2.1 Pemrograman Absolut Pemrograman absolut adalah pemrogramman yang dalam menentukan titikkoordinatnya selalu mengacu pada titik nol benda kerja. Kedudukan titik dalam bendakerja selalu berawal dari titik nol sebagai acuan pengukurannya. Sebagai titik referensibenda kerja letak titik nol sendiri ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dankeefektifan program yang akan dibuat. Penentuan titik nol mengacu pada titik nol bendakerja (TMB). Pada pemrogramman benda kerja yang rumit, melalui kode G tertentu titiknol benda kerja (TMB) bisa dipindah sesuai kebutuhan untuk memudahkanpemrogramman dan untuk menghindari kesalahan pengukuran.Pemrogramman absolut dikenal juga dengan sistem pemrogramman mutlak,di mana pergerakan alat potong mengacu pada titik nol benda kerja. Kelebihan darisistem ini bila terjadi kesalahan pemrogramman hanya berdampak pada titik yangbersangkutan, sehingga lebih mudah dalam melakukan koreksi. Berikut ini contohpengukuran dengan menggunakan metode absolut.YCA BTitik Koordinat Absolut(X , Y)A B C(1, 1)(5, 1 )(3, 3 )Gambar 3. Pengukuran dengan Metode Absolut
2.2 Pemrogramman Relatif (inkremental)Pemrogramman inkremental adalah pemrogramman yang pengukuranlintasannya selalu mengacu pada titik akhir dari suatu lintasan. Titik akhir suatu lintasanmerupakan titik awal untuk pengukuran lintasan berikutnya atau penentuankoordinatmya berdasarkan pada perubahan panjang pada sumbu X (.X) dan perubahanX6panjang lintasan sumbu Y (.Y). Titik nol benda kerja mengacu pada titik nol sebagai titikreferensi awal, letak titik nol benda kerja ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dankeefektifan program yang akan dibuatnya. Penentuan titik koordinat berikutnya mengacupada titik akhir suatu lintasan.Sistem pemrogramman inkremental dikenal juga dengan sistem pemrogrammanberantai atau relative koordinat. Penentuan pergerakan alat potong dari titik satu ke titikberikutnya mengacu pada titik pemberhentian terakhir alat potong. Penentuan titiksetahap demi setahap. Kelemahan dari sistem pemrogramman ini, bila terjadi kesalahandalam penentuan titik koordinat, penyimpangannya akan semakin besar. Berikut inicontoh dari pengukuran inkremental.Y CA BTitik Koordinat Inkremental(.X , .Y)A B C( 1 , 1 )( 4 , 1 )( -2 , 2 )Gambar 4. Pengukuran metode inkremental
2.3 Pemrogramman Polar Pemrogramman polar terdiri dari polar absolut mengacu pada panjang lintasandan besarnya sudut (@ L, á) dan polar inkremental mengacu pada panjanglintasan dan besarnya perubahan sudut (@ L, . á).X7Y CA BPolar Koordinat Absolut:(@ L , á)Polar Koordinat Inkremental(@ L , .á)B (5, 0o) ,C (2V2, 135 o )A (2V2, 225 o )B (5, 0o) ,C (2V2, 135 o )A (2V2, 270 o )Gambar 5. Pengukuran metode inkremental.
3. Gerakan sumbu utama pada mesin CNC Dalam pemogrammman mesin CNC perlu diperhatikan bahwa dalam setiappemograman menganut, prinsip bahwa sumbu utama (tempat pahat/pisau frais) yangbergerak ke berbagai sumbu, sedangkan meja tempat dudukan benda diam meskipunpada kenyataanya meja mesin frais yang nergerak. Programer tetap menganggapbahwa alat potonglah yang bergerak. Sebagai contoh bila programer menghendakipisau frais ke arah sumbu X positif, maka meja mesin frais akan bergerak ke sumbu Xnegatif, juga untuk gerakan alat pemotong lainnya.Gambar 6. Gerakan sumbu utama menganut kaidah tangan kananX8Selain menentukan sumbu simetri mesin, langkah berikutnya adalah memahamiletak titik nol benda kerja (TNB), titik nol mesin (TNM), dan titik referens (TR). TNBmerupakan titik nol di mana dari titik tersebut programmer mengacu untuk menentukandimensi titik koordinatnya sendiri, baik secara absolute maupun inkremental. TNMmerupakan titik nol mesin. Pada mesin CNC bubut TNM terletak di pangkal cekam (lihatGambar 24) tempat cekam benda kerja diletakkan. Pada mesin CNC frais TNM beradapada pangkal dimana alat potong/pisau frais diletakkan (lihat Gambar 25). Titik Referens(TR) adalah suatu titik yang menyebutkan letak alat potong mula-mula diparkir ataudiletakan. Titik referens ditempatkan agak jauh dari benda kerja, agar pada saatpemasangan atau melepaskan benda kerja, tangan operator tidak mengenai alat potongyang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Benda kerja aman untuk dipasangmaupun dilepas dari ragum atau pencekam.(a)(b)Gambar 7. TNB, TNM, dan TR pada mesin CNC Bubut (a) dan Frais (b)Pembuatan program mesin CNC, seorang programmer harus memilikikemampuan dasar pemograman, antara lain: (a) Pengalaman dalam membaca gambarTNBTNMTRTNMTNBTR9teknik, (b) berpengalaman dalam pengerjaan logam dengan menggunakan mesinperkakas konvensional. (c) mampu memilih alat potong/pahat perkakas secara tepatsesuai dengan peruntukannya, (d) dapat menentukan posisi benda kerja dalam sisitemkoordinat, (e) mempunyai dasar-dasar pengetahuan matematika terutama trigonometri.
4 Standarisasi Pemrogramman Mesin Perkakas CNCPemakaian kode-kode pada mesin perkakas CNC dapat menggunakan standarpemrograman ynag berlaku antara lain: DIN (Deutsches Institut fur Normug) 66025,ANSI (American Nationale Standarts Institue), AEROS (Aeorospatiale Frankreich), ISO,dll. Sebagian besar dari standar, yang diinginkan memiliki persamaan dan sedikit sajaperbedaannya. Berikut ini beberapa bagian kode pada mesin CNC EMCO antara lainkode G, kode M, kode F, kode S dan kode T yang mempunyai arti sebagai berikut.
4.1 Arti Kode M pada mesin CNC ARTI KODE M00 Mesin terhenti terprogramM03 Sumbu utama berputar searah dengan jarum jam; Kode ini biasanyapada awal intruksi. Adanya kode ini menyebabkan sumbu utamamesin akan berputar searah jarum jam. Pada mesin bubut CNCcekam benda kerja akan berputar searah jarum jam, sedangkan padamesin frais CNC yang berputar adalah tempat alat potong arbornya.Gambar 8. Alat potong berputar searah jarum jam M03M04 Sumbu utama berputar berlawanan arah jarum jam10Gambar 8a. Arah putaran spindle berlawanan jarum jam (M04)M05 Sumbu utama berhenti terprogramM06 Penggantian alat potong dilakukan agar kualitas benda kerjameningkat. Bentuk benda kerja yang semakin kompleks akancenderung menggunakan alat potong yang banyak, sepertipemakanan kasar, pengeboran, pembuatan alur, dan pemakananfinishing. Masing-masing jenis pemakanan memerlukan alat potongyang khusus, sebagai contoh alat potong untuk melakukanpemakanan kasar akan berbeda dengan alat potong yang digunakanuntuk membuat ulir.M08 Cairan pendingin akan mengalirkan.Pada proses pengerjaan benda kerja, terjadi gesekan antara bendakerja dan alat potong. Alat potong dan benda kerja akan menjadipanas. Bila tidak didinginkan maka alat potong akan cepat tumpul/rusak. Oleh karena itu perlu didinginkan dengan cara memerintahklanmesin untuk mengalirkan cairan pendingin (coolant).Gambar 9. Cairan pendingin disemprotokan untuk mendinginkan alatpotong dan benda kerjaM09 Cairan pendingin berhenti mengalirM17 Sub program (unterprogram) berakhirM19 Sumbu utama posisi tepatM30 Program berakhir dan kembali pada program semula.M38 Berhenti tepat, aktifM39 Berhenti tepat, pasifM90 Pembatalan fungsi pencerminan11M91 Pencerminan sumbu XM92 Pencerminan sumbu YM93 Pencerminan sumbu X dan YM99 Penentuan parameter lingkaran I, J, K.
5. Arti Kode G pada mesin CNC Intruksi pada mesin CNC menggunakan kode-kode pemrograman, misal kode G,kode M, kode P, dan sebagainya. Arti kode tiap mesin biasanya memiliki persamaan,namun arti kode pada merek yang berbeda dapat memiliki arti yang berbeda pula,sehingga programmer harus dapat menyesuaikan standarisasi kode yang digunakanpada mesin CNC yang akan digunakan. Sebagai contoh intruksi G 84 pada mesin CNCEMCO TU 2A berarti pembubutan memanjang, sedangkan pada mesin CNC PU 2Amerek Gildmeister siklus pembubutan memanjang menggunakan kode G 81.
5.1 Arti Kode G 00 Kode G 00 merupakan intruksi untuk memerintahkan mesin CNC agar sumbuutama (pisau frais/pahat bubut) melakukan gerakan cepat tanpa melakukan pemakanan.Gerakan ini digunakan bila pahat/pisau frais tidak melakukan pemakanan pada bendakerja. Gerakan cepat digunakan bila alat potong berada bebas dari pemakanan bendakerja, alat potong kembali ke atas permukaan benda kerja, atau kembali ke titik referen.Gerakan cepat dapat dilakukan bila posisi alat potong benar-benar tidak akan menabrakbenda kerja atau peralatan lainnya. Kesalahan dalam penentuan koordinat dapatmenyebabkan benturan antara alat potong dengan mesin atau benda kerja yang dapatmenyebabkan kerusakan fatal pada alat potong maupun mesin(a) (b)Gambar 10. Gerakan cepat alat potong di atas benda kerja12Lintasan alat potong di atas akan bergerak cepat ke bawah di sebelah bendakerja tanpa pemakanan (Gambar 29 b), pemrograman inkrementalnya dapat ditulis:
5.2 Arti Kode G 01 Kode G 01 merupakan instruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakanpemakanan lurus baik ke arah sumbu X, Y, maupun Z. Pada mesin CNC baik bubutmaupun frais intruksi G 01 merupakan perintah agar alat potong bergerak lurus dari satutitik ke titik lainnya dengan kecepatan sesuai dengan feeding yang telah ditentukan.(b) (b)Gambar 11. Pembubutan lurus (a) dan tirus (b) pada mesin bubut CNC(a) (b)Gambar 12. Pemakanan lurus pada mesin CNC fraisGerakan lurus dengan pemakanan digunakan untuk melakukan pengefraisanatau pembubutan lurus, termasuk tirus dan kedalaman pemakanan.13Lintasan alat potong bergerak dengan pemakanan lurus ke titik X =25 dan Y =18(Gambar 31 b), pemrograman inkrementalnya dapat ditulis:
5.3 Arti Kode G 02 Kode G 02 merupakan intruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakaninterpolasi lingkaran searah jarum jam. Alat potong (pisau frais atau pahat bubut) akanmembentuk lingkaran yang searah jarum jam. Sering dijumpai bentuk benda kerja yangberupa lengkungan yang memiliki radius tertentu. Seperti bentuk fillet pada ujung–ujungbenda kerja atau bentuk lingkaran sebagian atau penuh pada benda kera. Gerakansearah jarum jam atau berlawanan menggunakan asumsi bahwa alat potong berada diatas benda kerja, atau di belakang benda kerja. Jadi bila alat potong berada di depanbenda kerja maka berlaku sebaliknya.G 02 X + ….. Z - ….. G 02 X - ….. Z - …..Gambar 13. Arah pembubutan melingkar G 02 pada mesin CNC BubutGambar 14. Arah pemakanan melingkar G 02 pada mesin CNC FraisG 02 Searah JJ14Lintasan alat potong mesin frais bergerak dengan pemakanan radius berlawanandengan jarum jam ke titik X = Pz dan Y = Pz (Gambar 33). Pemrogramaninkrementalnya bila menggunakan EMCO TU 2A dapat ditulis:N 100 = Nomor blok ke 100G 02 = Gerak alat potong melingkar searah dengan jarum jamXPz = Tujuan lengkungan searah X yang dikehendaki (mm)YPz = Tujuan lengkungan searah Y yang dikehendaki (mm)ZPz = Tujuan lengkungan searah Z yang dikehendaki (mm)F = Feeding (kecepatan asutan dalam mm/menit)M99 = merupakan parameter gerak alat potong membentuk radiusyang berpusat di titik M yang memiliki jarak dengan titik awal searahsumbu X disebut I, searah dengan sumbu Y disebut J, dan searahdengan sumbu Z disebut K
5.4 Arti Kode G 03 Kode G 03 merupakan instruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakaninterpolasi lingkaran berlawanan arah dengan jarum jam. Gerakan ini akan selalumembentuk lingkaran yang berlawanan arah dengan jaraum jam.G 03 X + ….. Z - ….. G 03 X - ….. Z - …..Gambar 15. Arah pembubutan melingkar G 03 pada mesin CNC bubutG 03 berlawanan arah JJ15Gambar 16. Arah pemakanan melingkar G 03 pada mesin CNC FraisLintasan alat potong mesin frais bergerak dengan pemakanan radius berlawanandengan jarum jam ke titik X = Pz dan Y = Pz (Gambar 35). Pemrogramaninkrementalnya bila menggunakan EMCO TU 2A dapat ditulis:
6. Parameter I, J, K Setiap gerakan alat potong yang membentuk lintasan radius, baik searah jarumjam (G02) maupun yang berlawanan arah dengan jarum jam (G03) harus dilengkapiparameteri I, J, K. Parameter I artinya jarak titik awal lintasan radius ke titik pusatlengkungan searah X, Parameter J artinya jarak titik awal lintasan radius ke titik pusatlingkaran searah Y, Parameter K artinya jarak titik awal lintasan radius ke titik pusatlingkaran searah Z. Parameter I, J, K bernilai absolute maupun inkremental. Nilaiabsolute selalu mengacu pada titik nol, sedangkan nilai inkremental mengacu padaperubahan X, dan perubahan Y (Gambar 17).Gambar 17. Nilai I, J, K inkrementalJI16Gambar 18. Nilai I, J, K AbsoluteKODE - KODE ALARMA 00 Salah Perintah fungsi G atau MA 01 salah Perintah G 02 atai G 03A 02 Nilai X SalahA 03 Nilai F salahA 05 Kurang Perintah M 30
C. Rangkuman Computer Numerically Controlled, merupakan mesin perkakas yang dilengkapidengan sistem kontrol berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode N danG (G-kode) yang mengatur kerja sistem. Pemrograman mesin CNC hampir samadengan pemrograman AutoCAD. Pemrograman mesin CNC meliputi pemrogramanabsolut, relatif dan polar. Langkah-langkah mengoperasikan mesin CNC dimulai denganmempersiapkan program, pemasukan program, pengujian atau pemeriksaan programdan eksekusi program.
7. SIKLUS PEMROGRAMMAN Pengerjaan benda kerja dengan bentuk tertentu akan lebih cepat bilamenggunakan siklus pemrogramman. Keuntungan yang diperoleh antara lain: tidakmemerlukan intruksi/blok kalimat yang panjang, lebih mudah, dan lebih cepat. Beberapasiklus pemrogramman yang ada pada tiap mesin CNC antara lain: siklus pengeboran,siklus pembuatan ulir, siklus kantong, siklus alur, dan lain-lain. Siklus pemrogrammanmerupakan pemrogramman membuat kontur atau pengeboran yang mengacu padadimensi bentuk konturnya. Pola siklus pemrograman kontur untuk setiap mesin memilikikarakteristik yang berbeda. Di bawah ini beberapa contoh siklus pemrogramman denganmenggunakan mesin Frais CNC MAHO 432, CNC Bubut Gildmesiter dan CNC TrainingUnit (TU).
7.1 Siklus Pemrogramman Pembubutan Memanjang Alat potong (pisau frais/bubut) akan bergerak membentuk siklus pemakananmemanjang secara otomatis. Siklus pemakanan ini biasanya untuk melakukanpemakanan awal yang masih kasar sebelum alat potong bergerak melakukan finishingsesuai lintasannya. Pada mesin CNC EMCO TU 2A siklus pembubutan memanjangmenggunakan kode G 84, biasanya dilakukan untuk pemakanan kasar sehingga dapatmemperpendek waktu pengerjaan dan proses finisihing akan lebih mudah.
7.1 Siklus pemrogramman G 84 pada mesin CNC EMCO Siklus pemakanan memanjang G 8418Lintasan alat potong mesin CNC bubut bergerak dengan siklus pemakanan memanjangdengan pengurangan diameter secara bertahap (Gambar 42). Pemrogramannya bilamenggunakan EMCO TU 2A dapat ditulis:N G X Z F00 00 -50001 00 0 -40002 84 -100 -2100 10003 84 -200 -2100 10004 84 -300 -1600 10005 84 -400 -1600 10006 84 -50007 00 50008 00 0 40009 22Keterangan :N = nomor blokG 84 = Perintah siklus pembubutan memanjangX = Diameter yang akan dikehendaki (mm)Z = Gerak memanjang (m)F = Feeding (kecepatan asutan dalam mm/menit)H = Kedalaman tiap kali pemakanan
7.2 Siklus pemrogramman G 81 mesin CNC PU 2A Gildmeister Pada mesin CNC bubut Production Unit merek Gildmeister terdapat tiga jenispembubutan memanjang. Pertama pada akhir siklus tanpa diakhiri proses finishing(Gambar 20 a), kedua pada akhir siklus dilanjutkan proses finishing (Gambar 20b),ketiga bentuk pembubutan memanjang dengan bentuk lurus dan tirus (Gambar 20c).19(a) (b)(c)Gambar 20. Siklus pemakanan memanjang G 81 mesin Gildmeister
7.3 Arti Kode G 88 G 88 merupakan perintah untuk membuat siklus pembubutan melintang padamesin CNC TU 2A EMCO. Pada mesin CNC PU 2A merek Gildmesiter sikluspembubutan melintang intruksinya berupa G 36 G 82. Bila pemakanan dimulai dari titiknol benda kerja, maka siklus ini dapat digunakan untuk mengurangi panjang bendakerja, atau untuk menghasilkan permukaan melintang yang halus selanjutnya dapatmenentukan titik nol benda kerja. Berbeda dengan perintah G 84, benda kerja akanmengalami pengurangan diameter sepanjang titik koordinat yang sudah ditentukansebelumnya.20Gambar 21. Siklus pembubutan melintang G 36 G 82Gambar 22. Siklus pembubutan melintang dengan finishing G 37 G 82Bila proses pembubutan melintang dilanjutkan dengan proses finishing denganmenggunakan alat potong yang sama, maka siklus pemrogrammannya menggunakan G37 G 82
7.4 Siklus Pembuatan Kantong Siklus pembuatan kantongPenulisan program siklus pembuatan kantong di atas dapat dituliskan :G87 X60 Y60 Z-10 B2 R8 (I70) (J-1) K5 F… Z…. M…G87 = Siklus pembuatan kantong (mesin CNC MAHO 432)X60 = Panjang kantongY60 = Lebar kantongZ-10 = Kedalaman kantongB2 = Mulai dikerjakan alat potong pada jarak 2 mm di BKK5 = Setiap siklus melakukan pemakanan se dalam 5 mmI70 = Lebar pemakanan alat potong 70%J-1 = Pisau frais berputar berlawanan arah jarum jam
7.5 Siklus Pembuatan kantong Lingkaran Siklus kantong lingkaranPenulisan program siklus pembuatan kantong di atas dapat dituliskan:G89 Z-10 B2 R20 (I70) (J-1) K5 F… Z…. M…G89 = Siklus pembuatan lingkaran (mesin CNC MAHO 432)Z-10 = Kedalaman kantongB2 = Mulai dikerjakan alat potong pada jarak 2 mm di BKK5 = Setiap silkus melakukan pemakanan se dalam 5 mm22I70 = Lebar pemakanan alat potong 70%J-1 = Pisau frais berputar berlawanan arah jarum jam
7.6 Siklus Pemrogramman Pengeboran Siklus PengeboranPenulisan program siklus pembuatan kantong di atas dapat dituliskan :G81 (X1.5) Y2 Z-15 B20 R20 F… Z…. M…G81 = Siklus pengeboran (mesin Frais CNC MAHO 432)Z-15 = Kedalaman pengeboran 15 mmY2 = Jarak aman alat potong 2 mm di atas permukaan benda kerjaB20 = Jarak aman alat potong 20 mm di atas BK (setelah slesai)
7.7. Siklus pembuatan ulir G33 Siklus pembuatan ulir akan membuat ulir sesuai dengan prosedur baku. Sikluspembuatan ulir dilakukan setelah diameter luar ulir terbentuk. Setelah itu menggunakanmesin CNC akan mengganti alat potong sesuai dengan Buku ajar ulir yang akandikerjakan. Di bawah ini contoh siklus pembuatan ulir M 40 x 2 dengan puncak ulir P=2mm, dan kedalaman ulir 1,3 mm, menggunakan mesin CNC bubut Production Unit.23Gambar 26. Siklus pembuatan ulir G 33N G/M X,Y,Z,I,J,K Keterangan01 90 S…….M 03 Poros berputar searah JJ02 G 00 X 46 Z 78 M 07 Cairan pendingin mengalir03 G 00 X 38,704 G 33 Z 22 K 2 Tahap pertama penguliran05 G 00 X 4606 G 00 Z 7807 G 00 X 37,408 G 33 Z 22 K 2 Tahap kedua penguliran09 G 00 X 46 M 0910 G 00 X 100 Z 15011 M 30 Program berhenti
8. PERHITUNGA KECEPATAN
2.2 Pemrogramman Relatif (inkremental)Pemrogramman inkremental adalah pemrogramman yang pengukuranlintasannya selalu mengacu pada titik akhir dari suatu lintasan. Titik akhir suatu lintasanmerupakan titik awal untuk pengukuran lintasan berikutnya atau penentuankoordinatmya berdasarkan pada perubahan panjang pada sumbu X (.X) dan perubahanX6panjang lintasan sumbu Y (.Y). Titik nol benda kerja mengacu pada titik nol sebagai titikreferensi awal, letak titik nol benda kerja ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dankeefektifan program yang akan dibuatnya. Penentuan titik koordinat berikutnya mengacupada titik akhir suatu lintasan.Sistem pemrogramman inkremental dikenal juga dengan sistem pemrogrammanberantai atau relative koordinat. Penentuan pergerakan alat potong dari titik satu ke titikberikutnya mengacu pada titik pemberhentian terakhir alat potong. Penentuan titiksetahap demi setahap. Kelemahan dari sistem pemrogramman ini, bila terjadi kesalahandalam penentuan titik koordinat, penyimpangannya akan semakin besar. Berikut inicontoh dari pengukuran inkremental.Y CA BTitik Koordinat Inkremental(.X , .Y)A B C( 1 , 1 )( 4 , 1 )( -2 , 2 )Gambar 4. Pengukuran metode inkremental
2.3 Pemrogramman Polar Pemrogramman polar terdiri dari polar absolut mengacu pada panjang lintasandan besarnya sudut (@ L, á) dan polar inkremental mengacu pada panjanglintasan dan besarnya perubahan sudut (@ L, . á).X7Y CA BPolar Koordinat Absolut:(@ L , á)Polar Koordinat Inkremental(@ L , .á)B (5, 0o) ,C (2V2, 135 o )A (2V2, 225 o )B (5, 0o) ,C (2V2, 135 o )A (2V2, 270 o )Gambar 5. Pengukuran metode inkremental.
3. Gerakan sumbu utama pada mesin CNC Dalam pemogrammman mesin CNC perlu diperhatikan bahwa dalam setiappemograman menganut, prinsip bahwa sumbu utama (tempat pahat/pisau frais) yangbergerak ke berbagai sumbu, sedangkan meja tempat dudukan benda diam meskipunpada kenyataanya meja mesin frais yang nergerak. Programer tetap menganggapbahwa alat potonglah yang bergerak. Sebagai contoh bila programer menghendakipisau frais ke arah sumbu X positif, maka meja mesin frais akan bergerak ke sumbu Xnegatif, juga untuk gerakan alat pemotong lainnya.Gambar 6. Gerakan sumbu utama menganut kaidah tangan kananX8Selain menentukan sumbu simetri mesin, langkah berikutnya adalah memahamiletak titik nol benda kerja (TNB), titik nol mesin (TNM), dan titik referens (TR). TNBmerupakan titik nol di mana dari titik tersebut programmer mengacu untuk menentukandimensi titik koordinatnya sendiri, baik secara absolute maupun inkremental. TNMmerupakan titik nol mesin. Pada mesin CNC bubut TNM terletak di pangkal cekam (lihatGambar 24) tempat cekam benda kerja diletakkan. Pada mesin CNC frais TNM beradapada pangkal dimana alat potong/pisau frais diletakkan (lihat Gambar 25). Titik Referens(TR) adalah suatu titik yang menyebutkan letak alat potong mula-mula diparkir ataudiletakan. Titik referens ditempatkan agak jauh dari benda kerja, agar pada saatpemasangan atau melepaskan benda kerja, tangan operator tidak mengenai alat potongyang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Benda kerja aman untuk dipasangmaupun dilepas dari ragum atau pencekam.(a)(b)Gambar 7. TNB, TNM, dan TR pada mesin CNC Bubut (a) dan Frais (b)Pembuatan program mesin CNC, seorang programmer harus memilikikemampuan dasar pemograman, antara lain: (a) Pengalaman dalam membaca gambarTNBTNMTRTNMTNBTR9teknik, (b) berpengalaman dalam pengerjaan logam dengan menggunakan mesinperkakas konvensional. (c) mampu memilih alat potong/pahat perkakas secara tepatsesuai dengan peruntukannya, (d) dapat menentukan posisi benda kerja dalam sisitemkoordinat, (e) mempunyai dasar-dasar pengetahuan matematika terutama trigonometri.
4 Standarisasi Pemrogramman Mesin Perkakas CNCPemakaian kode-kode pada mesin perkakas CNC dapat menggunakan standarpemrograman ynag berlaku antara lain: DIN (Deutsches Institut fur Normug) 66025,ANSI (American Nationale Standarts Institue), AEROS (Aeorospatiale Frankreich), ISO,dll. Sebagian besar dari standar, yang diinginkan memiliki persamaan dan sedikit sajaperbedaannya. Berikut ini beberapa bagian kode pada mesin CNC EMCO antara lainkode G, kode M, kode F, kode S dan kode T yang mempunyai arti sebagai berikut.
4.1 Arti Kode M pada mesin CNC ARTI KODE M00 Mesin terhenti terprogramM03 Sumbu utama berputar searah dengan jarum jam; Kode ini biasanyapada awal intruksi. Adanya kode ini menyebabkan sumbu utamamesin akan berputar searah jarum jam. Pada mesin bubut CNCcekam benda kerja akan berputar searah jarum jam, sedangkan padamesin frais CNC yang berputar adalah tempat alat potong arbornya.Gambar 8. Alat potong berputar searah jarum jam M03M04 Sumbu utama berputar berlawanan arah jarum jam10Gambar 8a. Arah putaran spindle berlawanan jarum jam (M04)M05 Sumbu utama berhenti terprogramM06 Penggantian alat potong dilakukan agar kualitas benda kerjameningkat. Bentuk benda kerja yang semakin kompleks akancenderung menggunakan alat potong yang banyak, sepertipemakanan kasar, pengeboran, pembuatan alur, dan pemakananfinishing. Masing-masing jenis pemakanan memerlukan alat potongyang khusus, sebagai contoh alat potong untuk melakukanpemakanan kasar akan berbeda dengan alat potong yang digunakanuntuk membuat ulir.M08 Cairan pendingin akan mengalirkan.Pada proses pengerjaan benda kerja, terjadi gesekan antara bendakerja dan alat potong. Alat potong dan benda kerja akan menjadipanas. Bila tidak didinginkan maka alat potong akan cepat tumpul/rusak. Oleh karena itu perlu didinginkan dengan cara memerintahklanmesin untuk mengalirkan cairan pendingin (coolant).Gambar 9. Cairan pendingin disemprotokan untuk mendinginkan alatpotong dan benda kerjaM09 Cairan pendingin berhenti mengalirM17 Sub program (unterprogram) berakhirM19 Sumbu utama posisi tepatM30 Program berakhir dan kembali pada program semula.M38 Berhenti tepat, aktifM39 Berhenti tepat, pasifM90 Pembatalan fungsi pencerminan11M91 Pencerminan sumbu XM92 Pencerminan sumbu YM93 Pencerminan sumbu X dan YM99 Penentuan parameter lingkaran I, J, K.
5. Arti Kode G pada mesin CNC Intruksi pada mesin CNC menggunakan kode-kode pemrograman, misal kode G,kode M, kode P, dan sebagainya. Arti kode tiap mesin biasanya memiliki persamaan,namun arti kode pada merek yang berbeda dapat memiliki arti yang berbeda pula,sehingga programmer harus dapat menyesuaikan standarisasi kode yang digunakanpada mesin CNC yang akan digunakan. Sebagai contoh intruksi G 84 pada mesin CNCEMCO TU 2A berarti pembubutan memanjang, sedangkan pada mesin CNC PU 2Amerek Gildmeister siklus pembubutan memanjang menggunakan kode G 81.
5.1 Arti Kode G 00 Kode G 00 merupakan intruksi untuk memerintahkan mesin CNC agar sumbuutama (pisau frais/pahat bubut) melakukan gerakan cepat tanpa melakukan pemakanan.Gerakan ini digunakan bila pahat/pisau frais tidak melakukan pemakanan pada bendakerja. Gerakan cepat digunakan bila alat potong berada bebas dari pemakanan bendakerja, alat potong kembali ke atas permukaan benda kerja, atau kembali ke titik referen.Gerakan cepat dapat dilakukan bila posisi alat potong benar-benar tidak akan menabrakbenda kerja atau peralatan lainnya. Kesalahan dalam penentuan koordinat dapatmenyebabkan benturan antara alat potong dengan mesin atau benda kerja yang dapatmenyebabkan kerusakan fatal pada alat potong maupun mesin(a) (b)Gambar 10. Gerakan cepat alat potong di atas benda kerja12Lintasan alat potong di atas akan bergerak cepat ke bawah di sebelah bendakerja tanpa pemakanan (Gambar 29 b), pemrograman inkrementalnya dapat ditulis:
5.2 Arti Kode G 01 Kode G 01 merupakan instruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakanpemakanan lurus baik ke arah sumbu X, Y, maupun Z. Pada mesin CNC baik bubutmaupun frais intruksi G 01 merupakan perintah agar alat potong bergerak lurus dari satutitik ke titik lainnya dengan kecepatan sesuai dengan feeding yang telah ditentukan.(b) (b)Gambar 11. Pembubutan lurus (a) dan tirus (b) pada mesin bubut CNC(a) (b)Gambar 12. Pemakanan lurus pada mesin CNC fraisGerakan lurus dengan pemakanan digunakan untuk melakukan pengefraisanatau pembubutan lurus, termasuk tirus dan kedalaman pemakanan.13Lintasan alat potong bergerak dengan pemakanan lurus ke titik X =25 dan Y =18(Gambar 31 b), pemrograman inkrementalnya dapat ditulis:
5.3 Arti Kode G 02 Kode G 02 merupakan intruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakaninterpolasi lingkaran searah jarum jam. Alat potong (pisau frais atau pahat bubut) akanmembentuk lingkaran yang searah jarum jam. Sering dijumpai bentuk benda kerja yangberupa lengkungan yang memiliki radius tertentu. Seperti bentuk fillet pada ujung–ujungbenda kerja atau bentuk lingkaran sebagian atau penuh pada benda kera. Gerakansearah jarum jam atau berlawanan menggunakan asumsi bahwa alat potong berada diatas benda kerja, atau di belakang benda kerja. Jadi bila alat potong berada di depanbenda kerja maka berlaku sebaliknya.G 02 X + ….. Z - ….. G 02 X - ….. Z - …..Gambar 13. Arah pembubutan melingkar G 02 pada mesin CNC BubutGambar 14. Arah pemakanan melingkar G 02 pada mesin CNC FraisG 02 Searah JJ14Lintasan alat potong mesin frais bergerak dengan pemakanan radius berlawanandengan jarum jam ke titik X = Pz dan Y = Pz (Gambar 33). Pemrogramaninkrementalnya bila menggunakan EMCO TU 2A dapat ditulis:N 100 = Nomor blok ke 100G 02 = Gerak alat potong melingkar searah dengan jarum jamXPz = Tujuan lengkungan searah X yang dikehendaki (mm)YPz = Tujuan lengkungan searah Y yang dikehendaki (mm)ZPz = Tujuan lengkungan searah Z yang dikehendaki (mm)F = Feeding (kecepatan asutan dalam mm/menit)M99 = merupakan parameter gerak alat potong membentuk radiusyang berpusat di titik M yang memiliki jarak dengan titik awal searahsumbu X disebut I, searah dengan sumbu Y disebut J, dan searahdengan sumbu Z disebut K
5.4 Arti Kode G 03 Kode G 03 merupakan instruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakaninterpolasi lingkaran berlawanan arah dengan jarum jam. Gerakan ini akan selalumembentuk lingkaran yang berlawanan arah dengan jaraum jam.G 03 X + ….. Z - ….. G 03 X - ….. Z - …..Gambar 15. Arah pembubutan melingkar G 03 pada mesin CNC bubutG 03 berlawanan arah JJ15Gambar 16. Arah pemakanan melingkar G 03 pada mesin CNC FraisLintasan alat potong mesin frais bergerak dengan pemakanan radius berlawanandengan jarum jam ke titik X = Pz dan Y = Pz (Gambar 35). Pemrogramaninkrementalnya bila menggunakan EMCO TU 2A dapat ditulis:
6. Parameter I, J, K Setiap gerakan alat potong yang membentuk lintasan radius, baik searah jarumjam (G02) maupun yang berlawanan arah dengan jarum jam (G03) harus dilengkapiparameteri I, J, K. Parameter I artinya jarak titik awal lintasan radius ke titik pusatlengkungan searah X, Parameter J artinya jarak titik awal lintasan radius ke titik pusatlingkaran searah Y, Parameter K artinya jarak titik awal lintasan radius ke titik pusatlingkaran searah Z. Parameter I, J, K bernilai absolute maupun inkremental. Nilaiabsolute selalu mengacu pada titik nol, sedangkan nilai inkremental mengacu padaperubahan X, dan perubahan Y (Gambar 17).Gambar 17. Nilai I, J, K inkrementalJI16Gambar 18. Nilai I, J, K AbsoluteKODE - KODE ALARMA 00 Salah Perintah fungsi G atau MA 01 salah Perintah G 02 atai G 03A 02 Nilai X SalahA 03 Nilai F salahA 05 Kurang Perintah M 30
C. Rangkuman Computer Numerically Controlled, merupakan mesin perkakas yang dilengkapidengan sistem kontrol berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode N danG (G-kode) yang mengatur kerja sistem. Pemrograman mesin CNC hampir samadengan pemrograman AutoCAD. Pemrograman mesin CNC meliputi pemrogramanabsolut, relatif dan polar. Langkah-langkah mengoperasikan mesin CNC dimulai denganmempersiapkan program, pemasukan program, pengujian atau pemeriksaan programdan eksekusi program.
7. SIKLUS PEMROGRAMMAN Pengerjaan benda kerja dengan bentuk tertentu akan lebih cepat bilamenggunakan siklus pemrogramman. Keuntungan yang diperoleh antara lain: tidakmemerlukan intruksi/blok kalimat yang panjang, lebih mudah, dan lebih cepat. Beberapasiklus pemrogramman yang ada pada tiap mesin CNC antara lain: siklus pengeboran,siklus pembuatan ulir, siklus kantong, siklus alur, dan lain-lain. Siklus pemrogrammanmerupakan pemrogramman membuat kontur atau pengeboran yang mengacu padadimensi bentuk konturnya. Pola siklus pemrograman kontur untuk setiap mesin memilikikarakteristik yang berbeda. Di bawah ini beberapa contoh siklus pemrogramman denganmenggunakan mesin Frais CNC MAHO 432, CNC Bubut Gildmesiter dan CNC TrainingUnit (TU).
7.1 Siklus Pemrogramman Pembubutan Memanjang Alat potong (pisau frais/bubut) akan bergerak membentuk siklus pemakananmemanjang secara otomatis. Siklus pemakanan ini biasanya untuk melakukanpemakanan awal yang masih kasar sebelum alat potong bergerak melakukan finishingsesuai lintasannya. Pada mesin CNC EMCO TU 2A siklus pembubutan memanjangmenggunakan kode G 84, biasanya dilakukan untuk pemakanan kasar sehingga dapatmemperpendek waktu pengerjaan dan proses finisihing akan lebih mudah.
7.1 Siklus pemrogramman G 84 pada mesin CNC EMCO Siklus pemakanan memanjang G 8418Lintasan alat potong mesin CNC bubut bergerak dengan siklus pemakanan memanjangdengan pengurangan diameter secara bertahap (Gambar 42). Pemrogramannya bilamenggunakan EMCO TU 2A dapat ditulis:N G X Z F00 00 -50001 00 0 -40002 84 -100 -2100 10003 84 -200 -2100 10004 84 -300 -1600 10005 84 -400 -1600 10006 84 -50007 00 50008 00 0 40009 22Keterangan :N = nomor blokG 84 = Perintah siklus pembubutan memanjangX = Diameter yang akan dikehendaki (mm)Z = Gerak memanjang (m)F = Feeding (kecepatan asutan dalam mm/menit)H = Kedalaman tiap kali pemakanan
7.2 Siklus pemrogramman G 81 mesin CNC PU 2A Gildmeister Pada mesin CNC bubut Production Unit merek Gildmeister terdapat tiga jenispembubutan memanjang. Pertama pada akhir siklus tanpa diakhiri proses finishing(Gambar 20 a), kedua pada akhir siklus dilanjutkan proses finishing (Gambar 20b),ketiga bentuk pembubutan memanjang dengan bentuk lurus dan tirus (Gambar 20c).19(a) (b)(c)Gambar 20. Siklus pemakanan memanjang G 81 mesin Gildmeister
7.3 Arti Kode G 88 G 88 merupakan perintah untuk membuat siklus pembubutan melintang padamesin CNC TU 2A EMCO. Pada mesin CNC PU 2A merek Gildmesiter sikluspembubutan melintang intruksinya berupa G 36 G 82. Bila pemakanan dimulai dari titiknol benda kerja, maka siklus ini dapat digunakan untuk mengurangi panjang bendakerja, atau untuk menghasilkan permukaan melintang yang halus selanjutnya dapatmenentukan titik nol benda kerja. Berbeda dengan perintah G 84, benda kerja akanmengalami pengurangan diameter sepanjang titik koordinat yang sudah ditentukansebelumnya.20Gambar 21. Siklus pembubutan melintang G 36 G 82Gambar 22. Siklus pembubutan melintang dengan finishing G 37 G 82Bila proses pembubutan melintang dilanjutkan dengan proses finishing denganmenggunakan alat potong yang sama, maka siklus pemrogrammannya menggunakan G37 G 82
7.4 Siklus Pembuatan Kantong Siklus pembuatan kantongPenulisan program siklus pembuatan kantong di atas dapat dituliskan :G87 X60 Y60 Z-10 B2 R8 (I70) (J-1) K5 F… Z…. M…G87 = Siklus pembuatan kantong (mesin CNC MAHO 432)X60 = Panjang kantongY60 = Lebar kantongZ-10 = Kedalaman kantongB2 = Mulai dikerjakan alat potong pada jarak 2 mm di BKK5 = Setiap siklus melakukan pemakanan se dalam 5 mmI70 = Lebar pemakanan alat potong 70%J-1 = Pisau frais berputar berlawanan arah jarum jam
7.5 Siklus Pembuatan kantong Lingkaran Siklus kantong lingkaranPenulisan program siklus pembuatan kantong di atas dapat dituliskan:G89 Z-10 B2 R20 (I70) (J-1) K5 F… Z…. M…G89 = Siklus pembuatan lingkaran (mesin CNC MAHO 432)Z-10 = Kedalaman kantongB2 = Mulai dikerjakan alat potong pada jarak 2 mm di BKK5 = Setiap silkus melakukan pemakanan se dalam 5 mm22I70 = Lebar pemakanan alat potong 70%J-1 = Pisau frais berputar berlawanan arah jarum jam
7.6 Siklus Pemrogramman Pengeboran Siklus PengeboranPenulisan program siklus pembuatan kantong di atas dapat dituliskan :G81 (X1.5) Y2 Z-15 B20 R20 F… Z…. M…G81 = Siklus pengeboran (mesin Frais CNC MAHO 432)Z-15 = Kedalaman pengeboran 15 mmY2 = Jarak aman alat potong 2 mm di atas permukaan benda kerjaB20 = Jarak aman alat potong 20 mm di atas BK (setelah slesai)
7.7. Siklus pembuatan ulir G33 Siklus pembuatan ulir akan membuat ulir sesuai dengan prosedur baku. Sikluspembuatan ulir dilakukan setelah diameter luar ulir terbentuk. Setelah itu menggunakanmesin CNC akan mengganti alat potong sesuai dengan Buku ajar ulir yang akandikerjakan. Di bawah ini contoh siklus pembuatan ulir M 40 x 2 dengan puncak ulir P=2mm, dan kedalaman ulir 1,3 mm, menggunakan mesin CNC bubut Production Unit.23Gambar 26. Siklus pembuatan ulir G 33N G/M X,Y,Z,I,J,K Keterangan01 90 S…….M 03 Poros berputar searah JJ02 G 00 X 46 Z 78 M 07 Cairan pendingin mengalir03 G 00 X 38,704 G 33 Z 22 K 2 Tahap pertama penguliran05 G 00 X 4606 G 00 Z 7807 G 00 X 37,408 G 33 Z 22 K 2 Tahap kedua penguliran09 G 00 X 46 M 0910 G 00 X 100 Z 15011 M 30 Program berhenti
8. PERHITUNGA KECEPATAN
8.1 Kecepatan Potong (Vc) = (ð x d x n) / 1000 (m/menit)d = Diameter Benda Kerjan = jumlah putaran/menit (RPM)ð = Phi = 3,1424Vc Dipengaruhi oleh: a) Bahan, b) Jenis Alat Potong, c) KecepatanPenyayatan/asutan, d) Kedalaman Penyayatan
8.2 Kecp. Asutan (F) (mm/menit) = n (put/menit) x f (mm/put) n = (Vc x 1000) / ð x d (put/menit)F dalam mm/putaran atau mm/menit
9. PROGRAM MEMBUAT PION DENGAN MESIN CNC TU.2A Benda kerja yang akan dibuat adalah sebuah pion dari bahan materialAlumunium dengan dimensi awal berdiameter 32 mm panjang 50 mm dengan bentuksebagai berikut.Gambar 27. Benda kerja pion yang akan dibuatDari benda kerja di atas, maka dapat dibuat program dengan menggunakanmesin CNC EMCO Traininig Unit (TU 2A) sebagai berikut :NO G/M X Z F1 G92 27500 5002 M033 G00 3200 1004 G84 3200 -5500 505 G00 2000 1006 G84 2000 -5000 507 G01 2000 -1600 508 G84 1800 -8000 50259 G01 1600 -1000 5010 G84 1600 -2200 5011 G01 1400 -1600 5012 G84 1400 -2200 5013 G01 1200 -1700 5014 G84 1200 -2100 5015 G01 2200 -1000 5016 G84 1400 -2500 5017 G01 1200 -2500 5018 G84 1200 -3500 5019 G00 1600 -400020 G01 2000 -5000 5021 G00 2200 10022 G00 1800 10023 G84 1800 -500 5024 G00 1600 10025 G84 1600 -400 5026 G00 1400 10027 G84 1400 -300 5028 G00 1200 10029 G84 1200 -200 5030 G00 0 031 G03 2000 -1000 5032 M99 I 00 K 100033 G00 2000 -150034 G02 1000 -2000 5035 M99 I 00 K 50036 G01 1600 -2300 5037 G01 1000 -2600 5038 G01 1400 -4000 5039 G01 1600 -4000 5040 G01 2000 -5000 5041 G00 2750 500 5042 M30
8.2 Kecp. Asutan (F) (mm/menit) = n (put/menit) x f (mm/put) n = (Vc x 1000) / ð x d (put/menit)F dalam mm/putaran atau mm/menit
9. PROGRAM MEMBUAT PION DENGAN MESIN CNC TU.2A Benda kerja yang akan dibuat adalah sebuah pion dari bahan materialAlumunium dengan dimensi awal berdiameter 32 mm panjang 50 mm dengan bentuksebagai berikut.Gambar 27. Benda kerja pion yang akan dibuatDari benda kerja di atas, maka dapat dibuat program dengan menggunakanmesin CNC EMCO Traininig Unit (TU 2A) sebagai berikut :NO G/M X Z F1 G92 27500 5002 M033 G00 3200 1004 G84 3200 -5500 505 G00 2000 1006 G84 2000 -5000 507 G01 2000 -1600 508 G84 1800 -8000 50259 G01 1600 -1000 5010 G84 1600 -2200 5011 G01 1400 -1600 5012 G84 1400 -2200 5013 G01 1200 -1700 5014 G84 1200 -2100 5015 G01 2200 -1000 5016 G84 1400 -2500 5017 G01 1200 -2500 5018 G84 1200 -3500 5019 G00 1600 -400020 G01 2000 -5000 5021 G00 2200 10022 G00 1800 10023 G84 1800 -500 5024 G00 1600 10025 G84 1600 -400 5026 G00 1400 10027 G84 1400 -300 5028 G00 1200 10029 G84 1200 -200 5030 G00 0 031 G03 2000 -1000 5032 M99 I 00 K 100033 G00 2000 -150034 G02 1000 -2000 5035 M99 I 00 K 50036 G01 1600 -2300 5037 G01 1000 -2600 5038 G01 1400 -4000 5039 G01 1600 -4000 5040 G01 2000 -5000 5041 G00 2750 500 5042 M30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar